Catatan Perjalanan II : Bromo Via Dampit - Probolinggo

Masi di jembatan perak sebelum meluncur ke bawah :)




Memasuki pasirian, hawa sudah mulai hangat2 kuku,wkwkw
namun belum terlalu panas jika dibandingkan pasuruan..aman..



Ada satu hal menarik, bahwa di lumajang becak tidak lagi memakai tenaga kayuh, namun sudah memakai mesin motor sebagai pendorong, lumayan.. selain mengurangi kemungkinan 'Njombat' kedepan, si bapak jg tetep bisa begaya tnp berkeringat dlm rangka mbecak ria :)
nih buktinya:


memasuki Tempeh (Lumajang), menyempatkan sholat dhuhur, sekalian isi perut,
mampir bakso tenes...... nyamin
yg unik, sambal bakso berwarna hijau :)
Menuju probolinggo selanjutnya.
Kami tidak sarankan teman2 utk memotong kompas disini,atau melewati jalur alternatif.
Kami sempat mencoba melewati sukodono - Guci alit utk memotong jalur, namun menjelang puncak jalur sangat-sangat tidak bersahabat!
selain makadam,jalur ini sepi sekali berada ditengah belantara, tidak pas utk road sendirian.
Akhirnya kami kembali melewati jalur normal Lumajang Probolinggo,selanjutnya memotong kandangan -wonoasih kemudian menuju wonokerto.
Jalur ini tidak sampai masuk kota probolinggo,merupakan jalur pintas arah pasuruan.


Sampai wonokerto hawa mulai dingin, nuansa pegunungan berkabut menjelang hadir.Kami bertemu beberapa mobil offroad dan biker trail.
Untuk diwaspadai, jalur ini TIDAK KALAH AMBOINYA dgn jalur2 lain menuju bromo,spt nongkojajar maupun gubuk klakah, Subhanallah.




Jalan byk berpasir, namun aman utk dilewati :)

Berlanjut ke cemoro lawang, disini tersedia banyak hotel dan losmen dgn view dekat bromo,dmn jalur yg lain tidak tersedia.
Ramai dgn turis asing, plus ramai dibanding jalur penanjakan.
Sebenarnya tidak ada niat utk turun ke lautan pasir, namun setelah tny sana sini ke petugas, ternyata kami musti turun ke bawah utk menuju nongkojajar.
Well,tidak ada jalan lain :)




Info aja, kami sampai di lautan pasir ini menjelang pukul 5 sore dan sekitar setengah jam utk melewatinya.
Sejauh mata memandang menuju penanjakan tidak ada orang,pengunjung lain, sepi sekali, yg ada cm beberapa org dr cemoro lawang, penanjakan sepi total.
Dari penanjakan kami berpapasan dgn beberapa org yg sepertinya berkemah.
Saat mau turun, suasana sudah gelap gulita,kabut tebal menghalangi pemandangan cm bisa melihat 1 meter ke dpn, plus hujan deras.
Tidak perlu kami ceritakan susah dan dukanya kami turun utk pulang, syukur Alhamdulillah kami tidak kurang suatu apa berada di tengah belantara dalam kondisi spt diatas dan sampai dgn selamat di rumah.
Utk rekan2 tidak saya sarankan berkendara ke bromo melewati nongkojajar di wkt ba'da magrib,tunggulah sampai kabut turun dahulu, keselamatan anda lebih penting.
Sampai bertemu di pos selanjutnya :)






0 comments:

Post a Comment